Cara Erick Saragih Mengabadikan Keindahan Alam Melalui Fotografi
Pertama kali menekuni fotografi hanya sebagai sebuah hobi, Erick Saragih kini adalah seorang Landscape Photographer ternama. Menjelajahi dunia dan memotret keindahannya melalui lensa kamera, salah satu impian profesionalnya adalah untuk mengajak orang lain untuk menikmati keindahan tersebut bersamanya. Lalu, apa kisah di balik seorang Erick?
Ceritakan perjalanan Anda untuk menjadi seorang Landscape Photographer, serta ceritakan juga tantangan dan pencapaian yang pernah Anda dapatkan!
Ketertarikan saya terhadap Landscape Photography sebagai sebuah hobi mulai tumbuh pada 2015. Saat itu, saya memiliki pekerjaan di sebuah Lembaga Pendidikan di Bandung dan karena jam kerjanya, saya tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengeksplor hobi saya tersebut. Jadi, pada akhir 2017, saya mengambil keputusan besar untuk berhenti dari pekerjaan tersebut dan memilih untuk mendalami kesukaan saya terhadap fotografi, khususnya Landscape Photography.
Alhamdulillah, hal yang dulunya hanya sekadar hobi kini telah membuahkan hasil. Salah satu pencapaian yang paling saya banggakan adalah menjadi bagian dari Alpha Guru sejak 2022. Tapi, hal tersebut juga merupakan sebuah tantangan bagi saya karena saya harus tetap konsisten dalam berkaya dan menghasilkan foto landscape terbaik.
Apa yang membuat Anda tertarik untuk mengeksplor dan memotret keindahan alam?
Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah di Indonesia memiliki pemandangan yang unik dan indah dan saya merasa bangga karena memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi semua daerah tersebut dan mengabadikan keindahan setiap daerah melalui kamera. Saya merasa bahagia ketika orang lain bisa menikmati foto yang saya ambil karena saya paham bahwa tidak semua orang bisa langsung menjelajahi tempat-tempat tersebut. Jadi, secara tidak langsung, saya ingin mengajak orang-orang untuk menikmati dan lebih mengenal keindahan alam Indonesia melalui sebuah karya foto. Saya juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki pemandangan yang eksotis dan memukau.
Bagaimana cara Anda mempersiapkan diri sebelum mengambil foto di alam terbuka? Apakah Anda memiliki ritual khusus?
Sepertinya saya tidak memiliki ritual atau persiapan khusus sebelum pergi memotret. Tapi, karena saya biasanya memotret ketika matahari terbit, matahari tenggelam, atau bahkan tengah malam yang berarti suasana di sekitar area pemotretan sangatlah gelap, saya selalu berusaha mempersiapkan kondisi fisik agar tetap prima dalam menghadapi berbagai medan. Saya juga selalu memastikan bahwa semua gear yang saya butuhkan sudah siap digunakan. Selain itu, saya juga berdoa agar bisa mendapatkan foto-foto yang bagus seperti yang saya harapkan.
Apa saja gear andalan Anda dan kenapa Anda memilih gear tersebut?
Alpha 7R V dan lensa SEL14F18GM adalah gear andalan saya. Kualitas Alpha 7R V sudah tidak perlu diragukan lagi berkat rentang dinamis yang sangat luas dan kemampuannya menghasilkan gambar yang tajam. Kamera ini juga dilengkapi unit pemrosesan AI khusus yang baru untuk pengenalan subjek yang jauh lebih baik, serta kualitas dan resolusi gambar diam yang luar biasa. Algoritma AF terbaru yang ditanamkan di dalam kamera ini juga memungkinkan AF presisi tinggi hingga tingkat cahaya serendah EV -4.0 dalam mode AF-S yang sangat bermanfaat bagi saya karena saya sering mengambil foto dalam kondisi gelap.
Kehadiran lensa SEL14F18GM melengkapi Alpha 7R V karena memiliki lensa tetap sudut ultra-wide apertur besar dengan kualitas G Master yang menawarkan gambar yang tajam dari sudut ke sudut. Desainnya yang inovatif sangatlah ringkas dan sempurna untuk saya yang banyak bepergian.
Di mana lokasi paling menantang yang pernah Anda kunjungi untuk sesi pemotretan? Apa pengalaman Anda yang paling berkesan di lokasi tersebut?
Setidaknya ada tiga tempat yang sangat berarti bagi saya: Danau Toba, Banda Aceh, dan Pantai Gigi Hiu.
Lahir dan tumbuh di Danau Toba, tempat ini sangatlah spesial bagi saya. Memotret danau purba ini bukanlah hal yang sulit karena setiap sudutnya menawarkan keindahan alamiah. Saya merasa bangga karena bisa membantu memperkenalkan salah satu UNESCO Global Geopark ini ke seluruh dunia.
Berlokasi di provinsi paling barat di Indonesia, Banda Aceh menyimpan keindahan alam yang mengagumkan. Tapi, pengalaman saya yang paling berkesan di sana adalah ketika saya memotret Masjid Agung Baiturrahman, sebuah bangunan menakjubkan yang menjadi saksi bisu tragedi tsunami tahun 2024. Meskipun diterpa bencana, bangunan masjid ini masih berdiri kokoh seolah-olah menunjukkan keagungan Allah SWT. Saya selalu merasa terkagum-kagum setiap kali saya melihat bangunan ini.
Pengalaman saya dalam memotret Pantai Gigi Hiu di Lampung tidak akan mudah saya lupakan. Perjalanan menuju pantai sangatlah berat karena aksesnya rusak, penuh bebatuan, dan ada jurang di kedua sisi jalan. Ban mobil yang saya tumpangi juga sempat dua kali robek di perjalanan dan bumper mobil juga sampai lepas akibat buruknya kondisi jalan. Sesampainya di pantai, kondisi cuaca juga sangat buruk. Hujan turun dengan lebat dan langit juga sangat gelap. Meskipun begitu, saya tetap berusaha mengambil foto semampu saya. Lucunya, setelah melalui pengalaman yang kurang menyenangkan, foto yang saya ambil di pantai tersebut justru menjadi foto termahal yang pernah saya jual. Foto tersebut dibeli oleh sebuah perusahaan animasi luar negeri dan saya merasa senang, puas, dan lega karena semua hal yang saya lalui ternyata terbayarkan.